BANDUNG, (PRLM).- Menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bagi masyarakat kecil sangat membantu. Namun untuk mendapatkan pelayanan yang dituju, peserta harus mau antre terlebih dahulu.
"Bagi saya menjadi peserta BPJS Kesehatan sangat membantu. Dengan membayar iuran sebesar Rp 25.500 tiap bulan, saya tidak perlu khawatir kalau saya atau keluarga sakit," ungkap Ratmi (39), pedagang keliling di Bandung, Selasa (25/11/2014).
Namun tambah Ratmi kalau harus dirujuk ke rumah sakit, dirinya harus mau antre dahulu sebelum menuju tempat pelayanan kesehatan yang dituju.
"Antrenya jadi tiga kali. Saat berobat ke Puskesmas, kemudian saat minta surat rujukan ke rumah sakit lain, dan terakhir saat di rumah sakit yang dituju," katanya.
Hal tersebut dialami Ratmi ketika anaknya yang baru beberapa bulan dilahirkan sakit. Puskesmas tempat anaknya berobat merujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin. Namun untuk bisa dilayani di RSHS, dia harus meminta surat rujukan dari salah satu rumah sakit swasta.
"Ternyata di rumah sakit tersebut untuk mendapatkan surat rujukan ke RSHS harus antre dahulu. Nomor antrean yang disediakan juga ada batasan. Yang datang lebih awal mendapatkan nomor antrean kecil. Pasiennya juga harus dibawa. Saya memutuskan minta surat rujukan esok harinya," paparnya.
Ratmi mendatangi rumah sakit tersebut keesokan harinya, selepas salat subuh. Dengan harapan mendapatkan nomor antrean awal sehingga bisa secepatnya mengantre di RSHS.
"Kalau siang takut nomor antreannya besar. Saya kan membawa anak, kasihan. Saya juga berbagi tugas dengan suami. Suami yang antre di RSHS," ucapnya.
Manfaat BPJS Kesehatan dirasakan juga oleh seorang ibu usia 60 tahun. Dia tengah berobat di rumah sakit swasta rujukan puskesmas karena sakit hipertensi.
Kepesertaannya dalam BPJS Kesehatan di kelas III sangat membantu. "Ya lumayan membantu tidak perlu pusing dengan masalah obat. Memang harus antre, tapi tidak masalah yang penting bisa berobat," ungkapnya.
Ratmi berharap agar ada tambahan jumlah pasien yang bisa dilayani ketika di rs rujukan. Atau ada nomor antrean khusus bagi pasien yang harus dirujuk ke rumah sakit rujukan terakhir. "Seperti pasien yang mau cuci darah disediakan nomor khusus," katanya. (Yeni Ratnadewi/A-89)
Sumber : www.pikiranrakyat.com
0 komentar:
Post a Comment